Ibu adalah samudra kebaikan, pengorbanan, cinta dan kasih sayang. Islam
sebagai rahmatan lil ‘alamin yang disampaikan oleh Rasul mulia begitu menaruh
hormat dan takzim kepada seorang Ibu. Bahkan dalam satu riwayat berbakti kepada
Ibu tiga kali lebih diutamakan.
Islam tidak mengkhususkan tanggal tertentu untuk merayakan hari Ibu, sebab
Islam memuliakan Ibu sepanjang hayatnya, setiap hari adalah hari Ibu, bahkan
setelah Ibu kembali kepada Allah pun doa dan bakti seorang anak sangat
diperlukan, bukankah pada satu riwayat Rasulullah bersabda bahwa jika mati anak
Adam maka terputus segalanya kecuali tiga hal, salah satunya adalah doa anak
yang shaleh? Cukuplah sabda Nabi tersebut menjadi bukti untuk memuliakan,
mendoakan, berbakti kepada Ibu dunia dan akhirat.
Adalah kewajiban para
anak untuk memuliakan, berbuat baik, dan menjaga Ibu mereka setiap saat, setiap
waktu. Ibulah yang mengandung, melahirkan, mengasuh, mendidik, berjuang,
berkorban, dan menanggung banyak beban demi kebahagiaan anak-anaknya. Ibu
selalu menjaga nikmat yang dianugerahkan Allah, yakni nikmat umûmah
(keIbuan), membimbing dan meluruskan anak-anaknya agar mereka tumbuh menjadi
generasi yang unggul berbekal iman, kasih-sayang, kebaikan, kemurahan hati, dan
kesetiaan yang total terhadap kebenaran. Seorang Ibu begitu berharga dan mulia,
selamanya. Tidak ada pilihan selain memuliakan dan berbuat baik kepadanya,
setiap saat—baik selagi ia masih hidup maupun setelah meninggal.
Suatu kaum itu ada
disebabkan adanya Ibu, Ibu yang melahirkan
umat ini dan beliau juga yang mendidik umat ini, tanpa Ibu umat tidak akan ada,
karena Ibulah umat ada. Ibu mencurahkan seluruh hidupnya, kasih sayangnya dan
cintanya tanpa meminta imbalan. Ketulusan
hati dan kesetian seorang Ibu tak berbanding, Ketika kita masih kecil sang Ibu selalu setia
menjaga kita, tak kenal kantuk dan lelah, Ibulah yang menggoyang ayunan dengan
tangan kanannya, menina bobokan kita dengan lantunan zikir dari mulutnya yang
selalu tersenyum manis melihat kita lelap dalam tidur.
Ibu ....
Masih terngiang dalam ingatan Ananda lantunan zikir yang Ibu
lantunkan. Lantunan zikir yang mengandung
nasehat, petuah tauhid
Ibu
untuk
Ananda agar menjadi anak yang saleh.
Lantunan tersebut
masih terngiang
di memori Ananda..
Lailaahaillallah
kalimah thaibah bekai ta mate
taduek tadoeng
berangkapat
Allah Allah
Ingat lam hati.
Lailaahillallah
kalimah thaibah payong page
uroe tutong bate
bekah
ileh darah lam
jantung hate.
Lailahaillallah
Muhammadurrasulullah
berijang rayeuk
bo jantong hate
tapujo Allah
Allah Rabbana.
Dan Masih banyak lagi lantunan lembut dan senandung indah yang Ibu dendangkan untuk
menjadi motivasi agar medapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Lantunan
terlembut dan senandung terindah hanya engkau Ibu yang dapat memberikannya.
Engkau Ibu selalu mencintai dan hanya mengetahui cinta. Cintamu pada kami anakmu tidak mengenal hari-hari
tertentu. Karena bagimu Ibu, kehadiran kami adalah berita gembira, rahmat dan
perayaan. Hari-hari penantian menyambut kami adalah hari-hari penuh doa,
harapan dan cinta. Engkau Ibu tidak mencintai kami pada hari tertentu dan
melupakan kami di hari yang lain, namun cintamu pada kami Ibu, selamanya dan
tak mengenal batas waktu.
Ibu adalah
segalanya dalam hidup ini. Engkau Ibu sebagai pelipur lara
dalam kesedihan, pembawa harapan dalam keputusasaan dan kekuatan dalam
kelemahan. Maka perkenankanlah anakmu ini
bersujud memohon ma’afmu atas bakti yang masih tidak ada apa apanya
dengan pengorbananmu Ibu.
Peureulak, 22 Desember 2013
Kupersembahkan buat Ibunda Tercinta.
Note: Tulisan ini Ditulis untuk ibu ibu tercinta yang selalu tabah dan sabar dalam mendidik putera puteri bangsa
Ditulis Oleh : H.T. Fahrizal, Lc ( Penulis adalah Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Nurul Ulum)